It is not the mountain we conquer but ourselves

23/08/10

EKSPEDISI WIDODAREN


XPDC WIDODAREN

Pada pertengahan bulan Juli 2010, Tim GREEN GRASS yang berjumlah 5 orang (Henry27, Riantono, Iwan Kotetz, Yudha dan Dewiq) mengadakan ekspedisi mengitari kaldera bagian dalam yang masih merupakan satu gugusan dengan gunung Bromo. Ekspedisi bertujuan mencapai puncak Bromo, Puncak Kursi, puncak Watangan, puncak Widodaren dan puncak Batok.

Ekspedisi bermula dari rasa penasaran kami tentang kawasan gunung Widodaren yang merupakan daerah sakral tempat pertapaan orang-orang suku Tengger dan konon di puncaknya, Raden Mas Sigit (salah satu anak dari Joko Seger-Roro Anteng) melakukan pertapaan hingga mencapai muksha (kesempurnaan) atau lenyap/menghilang tanpa raga.






Ekspedisi diawali dari pos café Lava dimana semalam kami bermalam, perjalanan dimulai dengan menyusuri lautan pasir, mendaki gunung Bromo kemudian mengitari kawah gunung Bromo searah jarum jam.

"PUNCAK TIMUR BROMO"

Medan pertama yang harus kami lalui adalah medan terbuka berupa pasir vulkanik yang basah dan rawan longsor. Setelah sampai di puncak Bromo sisi sebelah timur, tepat dibawah kita hamparan lautan pasir yang disebut “SEGORO WEDI LOR” terhampar begitu luasnya.





"SEGORO WEDI LOR"


"PUNCAK KAYU"

Perjalanan dilanjutkan dengan menembus kelebatan semak belukar berupa ilalang dan tanaman perdu setinggi lutut sampai tiba di titik lokasi cukup tinggi berupa medan terbuka yang dipenuhi ilalang dan hamparan bunga edelweiss, kemudian kawasan tersebut kami beri nama sebagai “PUNCAK KAYU”. Dari puncak kayu hamparan lautan pasir yang disebut “SEGORO WEDI KIDUL” tampak terhampar sangat luas bahkan lebih luas dari segoro wedi lor.

"SEGORO WEDI KIDUL"

Dari puncak kayu setelah beristirahat sejenak, perjalanan dilanjutkan dengan menembus kelebatan hutan berupa pohon-pohonan kecil sejenis tanaman petai cina atau orang-orang setempat menyebutnya “ Pohon Klandingan” yang buahnya biasa dimakan sebagai sayur atau lalapan. Sesekali kita harus menembus ilalang dan pohon edelweiss yang tumbuh dan mekar hampir di sepanjang jalan.




"TANJAKAN GHAIB"

Setelah berjalan mendaki melewati jalur menanjak yang cukup melelahkan (kami menamakan sebagai“TANJAKAN GHAIB”) dengan medan yang cukup terjal dan lumayan menguras tenaga, akhirnya kita bisa istirahat sejenak di lokasi yang cukup teduh dengan pemandangan yang sangat indah. Di sini kami menamakan lokasi tersebut sebagai “PONDOK TELEK” karena banyak kotoran anjing liar di sekitarnya.

Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan terjal kembali, dengan medan yang lebih terbuka dipenuhi dengan ilalang dan pohon Edelweis sampai tiba di titik tertinggi yang kemudian kami beri nama sebagai puncak “EIGER” (karena di sini kacamata eiger milik Henry hilang…he2).

"PUNCAK EIGER"

Dari puncak Eiger kita bisa melihat hamparan lautan pasir di sebelah timur, puncak gunung Semeru di sebelah selatan dan puncak gunung kursi di sebelah barat dengan hamparan rumput yang menawan.

Dari puncak Eiger, perjalanan dilanjutkan dengan menuruni lembah yang cukup luas berupa hamparan padang rumput hijau kemudian mendaki medan terjal menembus padang ilalang setinggi badan yang sangat menguras tenaga. Akhirnya kita sampai di titik tertinggi yang masih dipenuhi ilalang yakni puncak gunung “KURSI”.

"PEMANDANGAN DARI PUNCAK KURSI"

Dari sini pemandangannya sangat spektakuler, tepat dibawah kita terhampar kawasan lembah IDER-IDER yang terkenal dengan suhu minusnya, sementara tepat di depan kita menjulang puncak Mahameru, gunung Kepolo, gunung Jantur, gunung Ayek-ayek dan tebing watu rejeng yang terlihat kokoh menjulang.


"PEMANDANGAN SPEKTAKULER DARI PUNCAK KURSI"

Di puncak Kursi, akhirnya kita memutuskan untuk mendirikan dome dan bermalam karena fisik sangat lelah sementara jalur menuju puncak Watangan dan puncak Widodaren masih lumayan jauh.

"PUNCAK KURSI"

Pagi hari, selepas sarapan roti keju dan minum segelas susu coklat, akhirnya perjalanan kembali dilanjutkan dengan menuruni puncak kursi menuju kelebatan semak belukar yang cukup sulit untuk dilalui karena sepanjang jalur dipenuhi mawar gunung, yakni sejenis tanaman menjalar berupa semak belukar yang tinggi dan berduri.
Setelah berjalan mendaki dan menuruni bukit-bukit dengan medan terbuka berupa ilalang dan pohon Edelweis di sepanjang jalan . Kita tiba di kawasan yang banyak ditumbuhi pohon santigi gunung dengan jurang menganga di kanan kiri kita, dan dengan sisa tenaga yang ada kita bergerak sedikit lamban mendaki tanjakan terakhir. Tidak lama kemudian rupanya kita telah sampai di puncak gunung Watangan yang memiliki pemandangan mirip seperti di puncak Argopuro (Rengganis).

"PUNCAK WATANGAN"

Kawasan puncak Watangan cukup luas dan cukup untuk mendirikan 2-3 dome, dari sini kita bisa melihat hamparan luas pegunungan Tengger. Sementara tepat di depan kita puncak gunung Widodaren menjulang sangat gagah dengan jalur yang semakin menantang.
Setelah beristirahat sejenak, perjalanan kembali dilanjutkan dengan menyusuri jalur yang sangat berbahaya, yakni berupa jalan setapak berupa tanah yang sangat rawan longsor dengan lebar hanya sekitar 30cm sementara tepat di kanan kiri kita ada jurang yang sangat dalam. Kami menamakan jalur ini sebagai “JEMBATAN 30 CM”.

"JEMBATAN 30 CM"

Melewati jembatan 30 cm membutuhkan keberanian dan ekstra kehati-hatian karena jalurnya sangat berbahaya, namun bersyukur kami bisa melaluinya hingga sampai di ujung jalur berupa batuan terjal yang banyak ditumbuhi tanaman perdu. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan mendaki jalur terjal dengan medan berupa tanah vulkanik yang berbatu sampai tiba di titik tertinggi yang banyak di tumbuhi pohon santigi gunung. Akhirnya puncak Widodaren berhasil kami capai.

"PUNCAK WIDODAREN"

Memasuki kawasan puncak Widodaren, suasana sakral sangat kental terasa karena memang konon di sinilah tempat pertapaan orang-orang suku Tengger.
Puncak Widodaren sangat sempit, dan tidak cocok untuk mendirikan tenda/dome karena selain lokasinya yang sempit juga anginnya cukup kencang sehingga sangat berbahaya. Di sini kami istirahat cukup lama sambil memasak untuk makan siang. Karena cuaca mulai mendung, maka kami segera bergegas menuruni puncak Widodaren melewati puncak bayangan dimana terdapat pecahan batu bekas petilasan para petapa.
"PEMANDANGAN DARI PUNCAK WIDODAREN"

Setelah menuruni bukit-bukit terjal akhirnya kita sampai di puncak tertinggi gunung Bromo (sisi sebelah barat) dimana terdapat bangunan stupa tempat sesaji yang terlihat baru selesai dibangun.

"PUNCAK BARAT BROMO"

Di puncak tertinggi Bromo ini cuaca mendadak berubah ekstrem, hujan tiba-tiba turun sangat deras dan sesekali suara petir begitu keras terdengar, sehingga memaksa kami untuk segera turun dari puncak Bromo. Dengan rasa cemas dan khawatir, kami menuruni kawah gunung Bromo yang saat itu terasa sangat sulit sekali karena guyuran hujan tiba-tiba membuat jalur berubah menjadi sungai-sungai kecil yang sangat licin dan rawan sekali longsor. Setelah bersusah payah, akhirnya kami berhasil turun dengan selamat dan tiba kembali di lautan pasir.

Karena cuaca yang semakin buruk sementara hari mulai gelap, akhirnya kami memutuskan untuk tidak mendaki gunung Batok. Meski begitu, kami merasa sangat senang karena telah melalui situasi yang cukup sulit saat menuruni puncak Bromo,selain harus menuruni medan terjal yang sangat licin karena guyuran hujan yang sangat deras sementara tubuh kamipun menggigil karena basah kuyub, sambaran petir beberapa kali terdengar sangat menakutkan.
Setelah menuruni puncak gunung Bromo dan menyusuri lautan pasir, Akhirnya perjalanan ekspedisi kamipun berakhir dengan kehangatan wedang jahe di cafĂ© Lava milik Henry27! (Thank bro….) Kamipun segera turun ke kota tercinta Probolinggo dengan membawa cerita dan pengalaman mahal yang akan kami bagi kepada semua sahabat-sahabat pecinta alam.

SALAM PETUALANG

(iwan kotetz)



"LEMBAH SANTIGI IJEN"
(kawasan diantara puncak Eiger dan puncak Kursi)

5 komentar:

SeteLah Menunggu Bertahun-tahun akhirnya "Berkunjung" ke Bromo awal JuLi 2010.
Kangen Juga sama Bromo.

LaLu yg di sebut2 Bukit "Teletubies" itu sama dengan yang mana dari Foto2 yg ada...?
apa Puncak Eiger...??

apa Rute puLang mengitari Jajaran Punggung Bromo Atau Lewat Rute awaL..?
Karena saya Lihat Dari Puncak Timur itu ada Kawah aktiv dan Segoro Wedi Lor..?

diatas Segoro Wedi Lor ada Lahan Luas juga yaa...??

Puncak Watang itu, arah ke Daerah Watang ya.
KaLo tidak saLAh lewat Objek Wisata Air Terjun Pelangi ya...??


Rindu Bromo dan Punya mimpi berkunjung Ke Semeru.

numpang nanya...........utk jalur yg dilalui tersebut apa ada tanda2 sumber/mata air....kalo dari cerita perjalanan ditemui kotoran anjing hutan pasti ada mata air dan rantai makanan utk anjing hutan .........terimakasih

trims atas pertanyaannya,memang ada mata air yang bersumber dari dalam gua Widodaren yang terletak di sekitar kawasan puncak widodaren. Sumber mata iir itu sangat sakral dan biasa dipakai oleh suku Tengger untuk melengkapi acara upacara KASADA, biasanya mereka mengambil air dari dalam gua Widodaren sebelum acara upacara KASADA dimulai.

info lain2nya bisa klik disinia aja:
http://savanaexplore.blogspot.com/2010/12/bromo-widodaren-mengelilingi-kaldera.html

SALAM PETUALANG!!

mantap ekspedisinya.. jujur baru kali ini saya baru melihat ada ekspedisi yg menurut saya luar biasa,menarik sekali.. ternyata sisi lain dari gunung bromo sangat indah,,bkan sekedar kawah bromo,pasir berbisik,bukit teletubies aja...
semoga ada ekspedisi seperti ini lagi,mengexplore bromo.. dan bisa berpartisipasi..

sama yg saya ingin pertanyakan untuk perijinan pendakiannya bagaimana ya..
terima kasih, salam rimba ,salam lestari.