It is not the mountain we conquer but ourselves

13/11/10

UNTUK APA KITA HIDUP




I.E.S Dharma

 
“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat menggunakan sebagian yang lain.” (QS 43:32)



Ayat di atas mengisyaratkan tentang kenyataan kerja sama, yang di dalamnya sebagian individu memiliki kelebihan atas sebagian yang lain dalam segi tertentu kehidupan, sehingga setiap individu mempunyai tingkat kehidupan yang berbeda.



Masing-masing mendominasi yang lainnya dan memanfaatkan mereka untuk kepentingan-kepentingannya. Dengan demikian, sebenarnya Allah sudah menentukan siapa saja yang akan menjadi pemimpin dan penguasa, siapa saja yang akan menjadi miskin atau kaya, siapa saja yang akan menjadi pandai atau bodoh. Jadi, sungguh celaka dan takabur jika ada diantara kita yang menyangka bahwa menjadi penguasa, kaya atau pandai itu semua adalah murni hasil kerja keras dan perjuangan kita. Sebab Allah sudah sangat jelas sekali menegaskan dalam ayatnya (QS 43:32) di atas bahwa siapa kita dan untuk apa kita diciptakan sudah ditentukan oleh Allah SWT.



Janganlah kita terlalu banyak berangan-angan atau mengkhawatirkan masa depan hingga kita lupa akan hari ini, karena masa depan itu belum terjadi. Hadapilah hari ini karena hari ini adalah nyata dan sedang terjadi. Jalanilah selalu hari ini dengan sebaik-baiknya, yakni mengisinya dengan berbagai kebaikan-kebaikan dan selalu berpikir positif dalam setiap waktu, maka masa depan dengan sendirinya akan datang dengan baik pula.



Terlalu bayak berangan-angan dan mengkhawatirkan masa depan, itu adalah salah satu cirri-ciri kaum munafik karena semua itu adalah salah satu jebakan dari setan yang selalu ingin menjerumuskan manusia agar selalu merasa was-was dan penuh ketakutan dalam menjalani hidup sehingga melemahkan iman yang berujung pada perasaan putus asa pada nikmat Allah SWT.


APA YANG KITA CARI DALAM HIDUP


Seringkali kita menginginkan hidup sukses, sukses dalam melakukan segala hal dalam hidup ini. Kita selalu ingin berhasil dalam setiap usaha yang kita lakukan, semua ingin menjadi kaya dan memiliki derajat yang tinggi di lingkungan sosialnya. Tetapi seandainyapun semua keinginan kita itu bisa tercapai, dan bisa merasakan hidup “sukses” bergelimang harta, punya kekuasaan dan mendapatkan derajat yang tinggi di mata masyarakat karena kesuksesan yang kita raih. Pada akhirnya kita pasti menanyakan kembali apa arti sukses itu sendiri.

Hidup kaya raya dengan segala kelimpahan materi dan kekuasaan? Itu tidak menjamin kita hidup bahagia. Pada kenyataannya banyak sekali orang-orang “kaya” yang hidupnya miskin, miskin kebahagiaan. Hidupnya monoton seperti sebuah mesin, bangun pagi, kerja, pulang sore atau larut malam, berkumpul dengan keluarga kalau sempat, tidur, esok bangun pagi lagi, kerja lagi dan begitu seterusnya. Hidupnya hanya untuk kerja dan kerja, pikirannya hanya uang dan uang. Lupa bahwa kita hidup ini tidak hanya untuk kerja seperti mesin, kerja hanya untuk memenuhi kebutuhan kita bukan untuk memenuhi nafsu kita. Kita hidup harus memiliki tujuan agar kelak jika kita mati kita tidak hidup sia-sia, nama kita tidak hanya sekedar barisan huruf-huruf saja, tulang belulang kita yang terkubur bukan seperti tulang belulang binatang, makam kita bukan sekedar gundukan tanah, dan semua yang kita tinggalkan kelak akan menjadi sesuatu yang sangat berguna, bernilai dan berharga sepanjang masa.

Yang kita cari dalam hidup ini bukankah kebahagiaan? Lalu kebahagiaan yang seperti apa, kebahagiaan semu ataukah kebahagiaan sejati? karena kebahagiaan itu sama sekali tidak bisa dibeli dengan materi atau harta seberapapun banyaknya, seandainya bisa kita membeli kesenangan seperti membayar untuk sesuatu yang bisa menghibur kita atau membeli sesuatu yang bisa menyenangkan hati kita, percayalah itu semua hanya bersifat sementara saja. Itu hanya kebahagiaan semu, kebahagiaan yang menipu.

Hidup dengan kebahagiaan sejati itulah arti “sukses yang sebenarnya”, hidup bahagia tanpa kepenatan, beban pikiran dan perasaan was-was. Meskipun hidup sederhana atau miskin sekalipun, tapi jika bahagia dalam menjalani hari demi hari, penuh berkah dan rasa syukur, itu jauh lebih berharga daripada hidup kaya raya tapi penuh dengan kecemasan, kepenatan, kesibukan yang tiada henti, dan kebahagiaan yang semu.

Rahasia hidup bahagia adalah hidup membahagiakan orang lain sekalipun kita harus berkorban untuk itu, hidup banyak memberi daripada banyak menerima, hidup banyak bersyukur daripada hidup banyak mengeluh, yang penting kita harus bisa hidup berguna bagi orang lain dan dibutuhkan oleh orang lain niscaya kebahagiaan itu akan terpancar dengan sendirinya dari dalam jiwa kita, memancar begitu terang menyinari jiwa orang-orang di sekitar kita sehingga mereka selalu merasa bahagia, tenang, dan damai setiap kali berada dekat dengan kita. Hidup seperti itulah hidup “sukses” yang sebenarnya.



LEBIH BAIK HANCUR TAPI BERGUNA, DARIPADA TERANG TAPI TIDAK BISA MENERANGI