It is not the mountain we conquer but ourselves

02/12/10

HIDUP INI HANYALAH PERMAINAN YANG MENIPU



Pernakah kita mengakui bahwa kita ini sebenarnya selalu merasa tidak puas dengan hidup yang kita alami, dengan apa yang telah kita miliki atau dengan takdir yang harus kita jalani. Terkadang kita ingin berada dalam kehidupan orang lain, karena kita selalu merasa bahwa menjadi orang lain pasti lebih menyenangkan, tak peduli sukses atau tidak sukses, kaya atau miskin, biasa saja atau luar biasa. Semua itu adalah sebuah kewajaran, karena kita adalah manusia yang tidak pernah puas akan sesuatu.

Padahal segala sesuatu yang kita miliki dan kita alami dalam hidup ini jika kita mau berpikir, sebenarnya sudah dirancang sedemikian rupa dengan segala kelebihan dan kekurangannya, setiap kelebihan selalu disertai kekurangan. Hidup ini sebenarnya selalu berjalan seimbang. Ada yang hidupnya kaya raya, namun sepanjang hidupnya harus bergelut dengan penyakit yang menggerogoti tubuh, harus mengalami beberapa kali kawin-cerai, harus mengalami hidup yang dipenuhi tekanan, tidak pernah mendapatkan cinta dan kesetiaan, selalu dipenuhi kecurangan dan pengkhianatan, tidak pernah merasakan kedamaian, tidak pernah memiliki waktu luang untuk dirinya sendiri apalagi untuk keluarga dsb.

Sebaliknya, ada yang hidupnya selalu bahagia. Dianugerahi kesehatan dan umur yang panjang, hidupnya penuh kebebasan, mendapatkan cinta sejati dan kesetiaan, banyak teman dan sahabat yang setia dan terpercaya, selalu ada waktu luang untuk dirinya dan keluarga. Namun hidupnya sangat miskin.

Ada juga yang hidupnya serba berkecukupan dan dipenuhi kebahagiaan sejak kecil sampai ia mati. Dan sebaliknya ada juga yang hidupnya serba kekurangan, dipenuhi penderitaan, cobaan yang bertubi-tubi sejak kecil sampai Ia mati.

Manakah yang lebih baik?

Tentu setiap kita menginginkan hidup yang berkecukupan dan dipenuhi kebahagiaan. Setiap kita tentu tidak ingin hidup selalu kekurangan, menderita dan harus mengalami cobaan yang tak henti-hentinya. Padahal, sebenarnya semuanya sama saja. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk karena hidup ini hanya sebuah perjalanan yang sudah dirancang sedemikian rupa dan mau tidak mau harus kita lalui.

Namun………Bersyukurlah kita sebagai manusia. Di dalam perjalanan hidup ini suatu saat kita pasti akan bertemu dengan persimpangan jalan. Tidak hanya satu kali tetapi berkali-kali. Saat itulah kita bisa memilih jalan hidup kita, kita bisa sedikit merubah jalan hidup kita. Itulah yang dinamakan “kesempatan” atau sedikit merubah takdir, dan tidak banyak yang bisa memanfaatkan kesempatan itu. Kita terkadang melewatkannya begitu saja karena kita terlalu sibuk ingin menjadi seperti orang lain.

Hidup kaya, miskin, bahagia, menderita, biasa-biasa saja atau menjadi luar biasa. Semuanya tidak ada bedanya, karena intinya hanya bagaimana kita menyikapi hidup kita. Apakah kita mampu memetik hikmah dalam hidup yang harus kita jalani ini, apakah kita mampu bersyukur atas apa yang kita miliki/ alami tapi orang lain tidak memiliki/mengalaminya, apakah kita bisa ikhlas dan sabar menjalani hidup ini, apakah kita tahu untuk apa kita hidup ini?

Jadi, bukan kaya atau miskin yang menjadi tolak ukur dalam hidup ini. Kaya atau miskin, menderita atau bahagia. Semua itu hanya cara Tuhan menyadarkan kita supaya kita bisa memetik hikmah dalam hidup ini, belajar untuk ikhlas dan sabar, mengenali siapa sebenarnya kita ini dan untuk apa kita diciptakan.

Setiap kita diciptakan berbeda-beda, baik kemampuan fisik maupun mental karena masing-masing kita harus melalui perjalanan hidup yang berbeda-beda pula. Namun tujuannya tetap satu, agar kita mampu mengenali hakekat diri kita yang sebenarnya.

Sebagai makhluk Tuhan paling mulia dan paling sempurna yang pernah Tuhan ciptakan!
So.....
Hidup ini hanyalah permainan yang menipu!