It is not the mountain we conquer but ourselves

14/01/11

GUNUNG-GUNUNG PALING BERBAHAYA (SUPER VOLCANO)

Ada sekitar 500 gunung berapi aktif di dunia. Tetapi ada 5 yang letusannya terbesar, yakni Gunung La Garita di pegunungan San Juan di barat daya Colorado, Gunung Yellowstone di AS, Gunung Toba Purba di Sumatera Utara-Indonesia, Gunung Taupo di New Zealand dan Gunung Aira di Jepang. Supervolcano adalah gunung berapi yang mampu menghasilkan letusan gunung berapi dengan letusan radius lebih besar dari 240 kilometer kubik (1.000 kilometer kubik). Yang super ini adalah yang paling berbahaya, dengan Volcanic Explosivity Index of 8. Ini adalah ribuan kali lebih besar dari letusan gunung berapi yang paling bersejarah.


GUNUNG LA GARITA




Dengan mempelajari sampel batu-batuan, peta geografis, lapisan debu dan es, peneliti berhasil merekonstruksi sebagian dari letusan gunung yang paling besar. Termasuk yang meletus dalam hitungan ratusan juta tahun yang lalu.

Dan ternyata, letusan gunung terdahsyat sepanjang sejarah planet Bumi adalah letusan gunung La Garita di pegunungan San Juan di barat daya Colorado. Gunung tersebut meletus sekitar 27 juta tahun yang lalu. Ketika itu, gunung memuntahkan 5 ribu kilometer kubik lava yang cukup untuk menutup seluruh wilayah California hingga ketebalan 12 meter.



Menurut data USGS, seperti dikutip dari Livescience, 11 November 2010, letusan itu juga merupakan letusan yang terbesar sejak era Ordovician yang berlangsung antara 504 hingga 438 juta tahun lalu. Saking dahsyatnya letusan, pada laporan Bulletin of Volcanology 2004, ilmuwan merekomendasikan angka 9 pada skala VEI dan menyebutkan letusan La Garita mencapai skala 9,2.

Meski masih diperdebatkan, dan mengingat aktivitas vulkanik di masa purba sebagian hanya dalam perkiraan, letusan La Garita merupakan satu-satunya letusan yang bisa mencapai skala 9. La Garita berpotensi menggeser letusan gunung Taupo di Selandia Baru yang meletus sekitar 26 ribu tahun lalu sebagai letusan terhebat sepanjang masa.

Saat ini, sabuk ‘Ring of Fire’ yang mengelilingi Pasifik menjadi tempat berkumpulnya lebih dari separuh gunung berapi aktif di seluruh dunia. Alasannya adalah karena posisi ‘Ring of Fire’ yang berada di perbatasan lempeng benua atau zona subduksi.

Seperti diketahui, di area subduksi lempeng tektonik, di mana satu lempeng dipaksa bergeser ke bawah lempeng lainnya, kerap memproduksi gempa bumi hebat dan aktivitas vulkanik.



(vivanews.com) pic artsonearth.com
image take from: 4oogle.co.cc, submitlist.info, anggasatria13.blogspot.com



GUNUNG YELLOWSTONE




Gunung Yellowstone merupakan gugusan pegunungan Rocky
Sekarang ketinggiannya sekitar: 10,308 kaki ((3.142mdpl) yakni di Gunung Sheridan

Yellowstone Caldera yang sekarang terbentuk di Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat, sebenarnya adalah kaldera vulkanik dari gunung Yellowstone. Kaldera ini terletak di sudut barat laut Wyoming, di mana sebagian besar terdapat taman.

Puluhan kilometer di bawah permukaan bumi taman ini terdapat cadangan magma yang luar biasa banyaknya. Dan cadangan magma ini terus bertambah banyak. Sebagian dari panas magma muncul ke permukaan melalui celah-celah kulit bumi, dalam bentuk uap air dan gas. Itu semua yang menyebabkan timbulnya sumber air panas, yang membuat Taman Nasional Yellowstone ini terkenal.



Ahli geologi percaya bahwa Supervolcano Yellowstone di AS adalah paling mungkin untuk meletus berikutnya, karena telah memperlihatkan tanda-tanda kerusuhan, dengan kawanan gempa, deformasi tanah dan panas yang cukup tinggi serta emisi gas.

Gempa bumi merupakan indikator utama bahwa gunung berapi akan segera meletus. Kaldera dan Yellowstone merupakan pengalaman yang selalu meletus sekitar 1500 tahun sekali. Letusan terdahsyat Yellowstone adalah 640.000 tahun yang lalu. Jika gunung itu meletus, maka setengah dari Amerika Serikat akan terhapus, dan akan terjadi variasi dalam iklim global selama bertahun-tahun.

Residu abu vulkanik di atmosfer akan mengakibatkan kehancuran pertanian dunia, gangguan parah pasokan makanan dan kelaparan massa. Yellowstone bisa memancarkan 2.000 juta ton asam sulfat, dan bisa menghasilkan setara dengan “nuklir musim dingin”, ketika debu dan puing-puing dari sebuah perang nuklir menghalangi sinar matahari selama beberapa tahun, menyebabkan kelaparan di seluruh dunia.

Letusan terakhir Gunung Yellowstone diperkirakan sekitar 70.000 tahun lalu, yakni kira-kira 1350 SM dan menyebabkan terjadinya perubahan iklim di bumi, penurunan suhu yang sangat drastis, pergerakan lempeng antar benua dan punahnya hampir sebagian makhluk di benua Amerika.



Adapted From: bolozer21.blogspot.com
image take from:
breakthroughalert.com
mountain-n-sea.blogspot.com
destination360.com
nalders.wordpress.com
crystalinks.com



GUNUNG TOBA PURBA




SITUS arkeologi baru yang cukup spektakuler, ditemukan para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba, 74.000 tahun yang lalu.

Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael
Pe-traglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi Pers di Oxford, Amerika Serikat tentang adanya bukti kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.

Selama tujuh tahun, para ahli dari Oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan, dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini hanya ditumbuhi sabana (padang rumput). Sementara, tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas itu ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.

Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah eruption supervokano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik.

Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3.000 mil.dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga ke Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu. Bukti bukti yang ditemukan, memperkuat dugaan, bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di Atlantis.

Meski para ahli masih mencari bentuk fosil manusia Atlantis secara definitif, temyata populasi manusia yang hadir di India se-belum 74.000 tahun lalu, atau sekitar 15.000 tahun lebih awal berhasil ditemukan dalam beberapa bukti genetik. Wilayah penelitian sampling-nya diambil dalam skala luas, meliputi beberapa negara dengan skala penyebaran 12.000 mil dari titik letusan super gunung berapi Toba.
Penelitian ini untuk mencari bukti, sampai sejauh mana manusia purba terhindar dari kepunahan pada saat letusan su-pervolcano Toba terjadi," kata Dr. Michael Petraglia, senior Research Fellow di School of Archaeology Universitas Oxford.

Dari bukti lapangan diketahui alat-alat Palaeolithic tengah, ditemukan tepat sebelum dan sesudah letusan Toba. "Hal ini menunjukkan, orang-orang yang selamat dari letusan berasal dari populasi ras yang sama," kata Dr. Petraglia. Para peneliti setuju dengan bukti lapangan bahwa nenek moyang manusia lainnya, seperti Neanderthal di Eropa dan makhluk berotak kecil Hobbit di Asia Tenggara, mampu bertahan hidup setelah Toba meletus. Beberapa ahli berspekulasi bahwa letusan gunung berapi Toba itu sangat dahsyat, hingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat parah.

Penelitian di India menunjukkan, sebuah mosaik ekologis tampak begitu jelas. Ada beberapa daerah yang relatif cepat, mengalami recovery setelah peristiwa vulkanik. Tetapi ada ribuan hektare lahan yang tidak bisa ditumbuhi tanaman keras hingga saat ini, yang hanya bisa ditumbuhi oleh jenis rerumputan gersang.
Tim tidak menemukan banyak bukti tulang belulang di padang rumput itu, tetapi justru penemuan terbesar terdapat dalam kompleks gua "Bil-lasurgam Kurnool", di Provinsi Andhara Pradesh. Namun yang menjadi keheranan para ahli, di padang rumput itu ditemukan bukti bahwa tanahnya mengandung debu gunung berapi bercampur ra-dioaktif.

Debu radio aktif bercampur dengan debu gunung berapi itu, kini menjadi sebuah teka-teki yang cukup pelik. Apakah abu letusan itu mengandung radioaktif, atau memang ada letusan lain dari sebuah senjata yang mengandung radioaktif? Para peneliti juga menemukan sejumlah bukti lain yang mereka yakini deposit (timbunan fosil) berbagai kehidupan dari setidaknya 100.000 tahun yang lalu.
Deposit ini mengandung kekayaan berbagai jenis tulang hewan, manusia, sapi liar, dan berbagai karnivora dan monyet purba. Para ahli juga mengidentifikasi, sejumlah tanaman yang diduga jadi bahan pokok makanan mereka. Gua-gua itu menghasilkan informasi penting, tentang upaya menyelamatkan diri dari letusan super gunung berapi Toba.

Berdasarkan studi dan bukti baru hasil analisis, carbon radio isotop yang tak terbantahkan dari para ahli menyatakan letusan super gunung berapi Toba di Pulau Sumatra terjadi sekitar 73.000 tahun yang lalu. Letusan itu menyemburkan debu sekitar 800 kilometer kubik abu ke atmosfer.
Meninggalkan kawah (sekarang danau vulkanik terbesar di dunia), dengan panjang 100 kilometer dan lebar 35 kilometer. Penyebaran abu dari letusan ini telah ditemukan di India, Samudera Hindia, Teluk Bengala, dan Laut Cina Selatan bahkan terjebak di lapisan es Greenland, Kutub Utara.


Kata Stanley Ambrose , profesor antropologi Universitas Illinois, dan seorang kepala peneliti Studi-studi Kasus Baru, Profesor Martin AJ. Williams, dari University of Adelaide, Australia, letusan gunung berbelerang aerosol tersebut, sempat menutup radiasi matahari selama enam tahun.
Jadi dunia saat itu, benar-benar gelap gulita, yang diduga berdampak pada sebagian dari mahluk hidup yang mati karena tidak ada sinar matahari," ujarnya. Sebuah Instant Ice Age yang terdapat dalam inti es yang diambil di Greenland mengungkapkan, dampak letusan berlangsung sekitar 1.800 tahun hingga kembali ke seperti sekarang ini.

Selama zaman es instan ini, suhu turun hingga 16 derajat Celcius (28 derajat Fahrenheit). Begitu dingin-nya udara.di beberapa daerah Indonesia juga tertutup salju. Prof. Williams menemukan lapisan abu Toba pertama kali di pusat India, pada 1980. Pada tim investigasi ini, ia juga bertidak sebagai pemimpin dan penanggungjawab penelitian.

Efek iklim Toba telah menjadi sumber kontroversi selama bertahun-tahun, seperti dampaknya terhadap populasi manusia dan ekosistem. Pada tahun 1998, Ambrose mengusulkan dalam Journal of Human Evolution bahwa efek dari letusan Toba dan Ice Age menjelaskan terjadinya penurunan drastis pada populasi manusia.
Terutama pengaruh genetikanya, terlihat antara 50.000 dan 100.000 tahun kemudian. Kurangnya keragaman genetik di antara manusia yang hidup hari ini, menjadi suatu bukti bahwa selama periode itu ada sejumlah ras manusia yang punah.

Selain itu, di muka bumi ini diduga telah terjadi kekeringan yang cukup panjang, hingga menunjukkan adanya penurunan suhu ekstrem," kata Ambrose. Analisis isotop karbon pada sejumlah temuan, menunjukkan bahwa hutan tertutup di India tengah. Setelah letusan terjadi, muncul rumput sebagai tanaman pionir. Setidaknya mulai merambah, selama l000 tahun setelah letusan kemudian menjadi hutan. "Ini adalah bukti jelas, bahwa Toba juga menyebabkan deforestasi di beberapa daerah tropis untuk waktu yang lama," kata Ambrose.



From: Bataviase.co.id (Dedi Riskomar, wartawan senior)
Image take from:
saragihjawak.blogspot.com
cintaindonesia.co.cc
babesajabu.wordpress.com
timur7regar.wordpress.com




GUNUNG TAUPO




Danau Taupo adalah danau air tawar terbesar di seluruh kawasan oseania. Danau Ini adalah danau kawah yang terletak di North Island-Selandia Baru, sekitar 40 km dari gunung berapi Ruapehu . Danau Taupo menempati area seluas 616 km2. Panjang maksimum danau adalah 46 km dan lebar maksimum adalah 33 km. Kedalaman rata-rata adalah 110 m. kedalaman maksimum 186 m.



Danau ini merupakan kaldera dari gunung Taupo yang merupakan salah satu dari supervolcano di dunia. Saat ini danau taupo di selandia baru merupakan tempat terkumpulnya air tawar yang menciptakan danau indah, tempat berkembang biaknya ikan-ikan dan menjadi surga para hikers. Namun tidak pada 26.500 tahun lalu. Diperkirakan danau ini merupakan bekas ledakan vulkanis yang luarbiasa. Danau tersebut merupakan bekas dari kawah gunung berapi Taupo.



Ledakan ini mencatatkan diri pada skala 8 pada VEI. 10 kali lebih besar dari Tambora, dan 100 kali lebih besar dari krakatau.
Ledakan Taupo ini diperkirakan merupakan penyebab punahnya moas, burung raksasa yang tidak bisa terbang. (http://lucu-lucu.info/lucu/dentuman-terhebat-di-muka-bumi.htm)

Ledakan gunung Taupo memuntahkan sekitar 430 km ³ material padat, 320 km ³ awan piroklastik dan 420 km ³ lava, setara dengan 530 km ³ magma.



adapted from (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5748643)
image take from: aldycharming94.blogspot.com, kaskus.us



GUNUNG AIRA




Gunung Aira terletak di selatan pulau Kyusu-Jepang. Ledakan terdahsyatnya terjadi Sekitar 22.000 tahun yang lalu, memuntahkan 400 km3 material Vulkanik, terjadinya gempa dan gelombang tsunami maha dahsyat, mengakibatkan seluruh kepulauan Jepang, Asia, Eropa Timur dan Amerika Utara gelap gulita selama hampir satu tahun, memusnahkan hampir sebagian kota, hutan dan ekosistem laut pulau Jepang serta menciptakan kaldera raksasa seluas 17 x 23 km yang sekarang dikenal sebagai danau vulkanik Aira.

Setelah letusan hebat tersebut, tepat di tengah kaldera Aira muncul kembali gunung berapi muda yang sangat aktif, yakni gunung Sakurajima.
Sakurajima memiliki tiga puncak, yakni Kitadake (Puncak Utara), Nakadake (Puncak Tengah), dan Minamidake (Puncak Selatan) yang masih sangat aktif hingga sekarang.



Sekarang ini, Puncak Utara (adalah puncak tertinggi di Sakurajima, menjulang 1.117 m di atas permukaan laut dan merupakan ancaman terbesar bagi bangsa Jepang. Gunung Sakurajima terletak di bagian Teluk Kagoshima yang dikenal sebagai Teluk kinko.
Gunung Sakurajima merupakan anak gunung Aira yang bertipe stratovolcano aktif, Lelehan lava akibat letusan tahun 1914 bahkan menyebabkan Pulau Sakurajima terhubung dengan semenanjung Osumi.


adapted from: id.wikipedia.org
image take from: wikipedia.org